Senin, 22 Desember 2008

PERILAKU SEKS DAN PERAN SEKS

PERILAKU SEKS DAN PERAN SEKS

Untuk menguasai tugas perkembangan yang penting dalam pembentukan hubungan­hubungan baru dan yang lebih matang dengan Lawan jenis, dan dalam memainkan peran yang tepat dengan seksnya, kawula muda harus memperoleh konsep yang dimiliki ketika masih anak-anak.

Tugas perkembangan pertama yang berhubungan dengan seks yang harus dikuasai adalah pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan Lawan jenis. Ketika remaja secara seksual sudah matang, laki-laki maupun perempuan mulai mengembangkan sikap yang baru pada lawan jenisnya, dan juga mengembangkan minat pada berbagai kegiatan yang melibatkan laki-laki dan perempuan.

Alasan mengapa remaja mau berkencan:

1. Hiburan

Kencan yang maksudnya untuk hiburan adalah berkencan yang hanya menginginkan pasangannya mempunyai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh teman sebayanya, seperti mempunyai mobil, uang, dll.

2. Sosialisasi

Pasangan harus mau mengikuti kegiatan sosial dan mempunyai keterampilan sosial, waktu, uang, dan kemandirian yang diperlukan untuk berpartisipasi.

3. Status

Berkencan merupakan status dalam kelompok sebaya. Semakin populer pasangan kencan di dalam kelompoknya, maka akan lebih menguntungkan bagi remaja.

4. Masa Pacaran

5. Pemilihan Teman Hidup

Yang ditekankan adalah penyesuaian minat, temperamen dan cara-cara mengungkapkan kasih sayang.

Perubahan perilaku seksual tampak menonjol, namun perubahan sikap seksual lebih menonjol lagi. Ada 4 sikap terhadap perilaku seksual:

1. Perilaku seksual tidak boleh dilakukan

2. Pada masa dulu laki-laki tidak mau menghargai perempuan yang telah melakukan hubungan seksual pranikah. Tapi pada zaman sekarang, laki-laki tidak lagi mementingkan keperawanan.

3. Hubungan seks sebelum menikah dianggap “benar" apabila terlibat saling mencintai dan saling terikat. Senggama yang disertai kasih sayang lebih diterima daripada bercumbu sekedar melepas hawa nafsu.

4. Remaja menganggap bahwa ungkapan cinta, apapun bentuknya adalah baik sejauh kedua pasangan remaja saling tertarik.

Perilaku Seksual :

Segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan Lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk tingkah lakunya bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam hayalan atau diri sendiri.

Dampak dari perilaku seksual:

· Perasaan bersalah, depresi, marah

· Akibat psikososial: ketegangan mental, kebingungan akan peran sosial yang tiba tiba berubah jika hamil, terjadi cemoohan, penolakan masyarakat.

· Berkembangnya penyakit kelamin, seperti Gonorhoea (kencing nonah)

Mengapa sangat banyak orang melakukan seks pranikah ini?

1. Faktor Agama, Yaitu merosotnya kepercayaan pada agama. Ada penelitian yang mengatakan bahwa faktor agama ini juga tidak mempengaruhi remaja melakukan seks pranikah.

2. Keluarga Berencana

Diberlakukannya program KB di suatu daerah, khususnya dengan beredarnya alat-alat kontrasepsi, akan merangsang remaja untuk melakukan hubungan seksual.

Secara lebih rinci, faktor penyebab perilaku seksual pranikah adalah:

1. Meningkatnya lidido seksualitas

Seorang remaja menghadapi tugas perkembangan sehubungan dengan perubahan fisik dan peran sosial yang sedang terjadi pada dirinya. Tugas perkembangan itu antara lain menerima kondisi fisiknya, menerima peranan seksual masing-masing dan mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

Menurut Freud, energi seksual ini berkaitan erat dengan kematangan fisik. Sedangkan menurut Anna Freud, fokus utama dari energi seksual adalah perasaan di sekitar alat kelamin, objek seksual dan tujuan seksual.

2. Penundaan Usia Perkawinan

Di daerah pedesaan, remaja yang masih berusia di bawah umur sudah menikah. Biasanya hanya ditandai dengan telah haid, bahkan tidak karena alasan itu saja, bisa saja karena masalah hutang piutang, gagal panen, dll.

Berbeda dengan remaja putri yang tinggal di kota. Mereka lebih memikirkan sekolah atau pendidikan, apalagi ditambah dengan program KB. Hal ini akan menghambat keinginan remaja untuk menikah sehingga mereka melakukan seks pranikah ini.

3.Tabu Atau Larangan

Tidak maunya guru atau orang tua menjelaskan tentang seks pranikah ini. Apalagi kalau ada pertanyaan dari anak mengenai seks ini, maka kebanyakan orang tua dan guru tidak mau menjawab secara jujur, bahkan jawaban dari orang tua cenderung bohong.

Ditinjau dari Psikoanalisa, dorongan seksual ini ada dalam "id". Dorongan naluri seksual ini bertentangan dengan moral yang terletak di "super ego", sehingga harus ditekan, tidak boleh dimunculkan pada orang lain dalam bentuk tingkah laku terbuka. Karena itu remaja tidak mau mengakui aktivitas seksualnya dan sulit untuk diajak berdiskusi, sehinggo tabu ini mempersulit komunikasi.

4. Kurangnya informasi tentang seks

Karena mentabukan untuk menceritakan tentang seks, membuat remaja menjadi tidak mengerti dengan seks itu sendiri, tapi juga tidak membuat remaja itu tidak melakukan seks pranikah. Berdasarkan penelitian, remaja yang mempunyai pacar, biasanya hanya butuh waktu 6 bulan untuk mengenal pasangannya secara intim, setelah itu mereka sudah berani untuk melakukan seks pranikah.

5. Pergaulan yang makin bebas

Bebasnya pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tidak saja untuk pasangan yang berpacaran, tapi jugaa remaja putri dan laki-laki yang hanya berteman saja sudah berani melakukan pegangan tangan, dll.


Nilai Seksual Pada Pria dan Wanita

1. Laki-laki lebih cenderung daripada wanita untuk menyatakan bahwo mereka sudah berhubungan seks dan sudah aktif berperilaku seksual

2. Remaja putri menghubungkan seks dengan cinta. Alasan mereka untuk berhubungan seks adalah cinta.

3. Sebagian besar dari hubungan seks remaja diawali dengan agresivitas pada remaja pria dan selanjutnya remaja putrilah yang menentukan sampai botas mana agresivitas pria itu dapat dipenuhi.

4. Remaja pria cenderung menekan dan memaksa remaja putri untuk berhubungan seks, tapi ia tidak merasa memaksa.

Jenis Gangguan Seksual Pada Umumnya:

1. Gangguan Identitas jenis

Merupakan ketidaksesuaian antara alat kelamin dengan identitas jenis yang terdapat pada diri seseorang.

Identitas jenis yang menyimpang ini dinyatakan dalam perbuatan (cara berpakaian, anak laki-laki suka main boneka, anak perempuan suka main sepak bola, ucapan, maupun objek seksualnya:

· Transeksualisme

Minat seksualnya biasanya pada yang sejenis kelamin (homoseksual), ada juga yang melaporkan pernah melakukan heteroseksual bahkan ada yang mengatakan dirinya aseksual (tidak berminat pada seks)

· Ganqquan Identitas Jenis Masa Kanak-Kanak

· Ganqguan Identitas Jenis tidak Khas

Ada perasaan tertentu yang menolak struktur anatomi sendiri, seperti tidak punya penis atau jijik pada penisnya sendiri.

2. Parafilia (Deviasi Seksual)

Ciri utamanya adalah diperlukannya suatu hayalan atau perbuatan seksual yang tidak lazim untuk mendapatkan gairah seksual:

· Zoofilia

Fantasi mengadakan hubungan seksual dengan binatang.

· Pedofilia

Perbuatan/fantasi melakukan aktivitas dengan anak prapubertas

· Transvestisme

Pemakaian pakaian wanita oleh laki-laki heteroseksual untuk mendapatkan kegairahan seksual

· Eksibisionisme

Mempertunjukkan alat kelamin secara tak terduga kepada orang yang tidak dikenal dengan tujuan untuk mendapatkan kegairahan seksual tanpa upaya lanjut untuk mengadakan aktivitas seksual dengan orang yang tidak dikenalnya itu

· Fetishisme

Penggunaan benda yang lebih disukai, seperti vibrator

· Voyeurisme

Mengintip orang telanjang, membuka pakaian atau melakukan aktivitas seksual tanpa sepengetahuannya dan tidak ada upaya lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang diintip

· Mesokisme Seksual

Mendapatkan kegairahan seksual melalui cara dihina, dipukul atau penderitoan lainnya

· Sadisme

Mencapai kepuasan seksual dengan cara menimbulkan psikologik atau fisik bisa berakibat cedera ringan sampai kemation

· Parafilia tidak khas pencapaian kepuasan melalui cara tidak lazim seperti dengan tinju, koprofilia : menggosok, froteurisme : kotoran, misofilia : mayat, nekrofilia : air seni, urofilia : bicara kotor di telefon , skatolagia telpon.

3. Disfungsi Psikoseksual

Ganqquan utama dari disfungsi psikoseksual adalah terdapat hambatan pada selera (minat) seksual.

· Hambatan selera seksual

Sukar atau tidak bisa timbul minat seksual sama sekali secara menetap dan meresap.

· Hambatan Gairah seksual

Pada laki-laki, gagal sebagian atau seluruhnya untuk mencapai atau mempertahankan ereksi sampai akhir aktivitas seksual (impotensia) Pada Perempuan, gagal sebagian atau seluruhnya untuk mencapai atau mempertahankan pelumasan dan pembengkakan vagina sehingga akhir dari aktivitas seksual (frigiditas)

· Hambatan Orgasme Wanita

· Hambatan Orgasme Pria

· Ejakulasi Prematur

Secara berulang-ulang dan menetap terjadi ejakulasi sebelum dikehendaki karena tidak adanya pengendalian yang wajor terhadap ejakulasi selama aktivitas seksual.

· Dispareunia Fungsional

Rasa nyeri yang berulang dan menetap pada alat kelamin sewaktu senggama, baik pria moupun wanita.

· Vaginisme Fungsional

Ketegangan otot vagina yang tidak terkendali sehingga menghalangi senggama.

· Disfungsi Psikoseksual Tidak Khas

Disfungsi psikoseksual lain yang tidak tergolong di atas, misalnya anestesia (mati rasa) pada alat kelamin walaupun terjadai kegairahan seksual dan orgasme.

4. Gangguan Psikoseksual lainnya

Homoseksual ini tidak diketahui mengapa bisa terjadi. Ada sebagian orang menerima keadaan dirinya dan hidup dengan senang, ada sebagian lain yang tidak bisa menerima keadaan dirinya atau merasa dirinya tidak sesuai dengan norma-norma dalam mosyarakat, sehingga mereka menjadi konflik. Konflik batin antara kecendrungan untuk menekan dorongan seksual dan keinginan untuk menyalurkannya dengan resiko ditolak masyarakat, bukan disebabkan oleh homoseksualitas itu tapi oleh sikap negatif masyarakat yang tidak semetinya. Sehingga yang harus diubah adalah sikap masyarakat melalui penerangan dan pendidikan.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Masa remaja sangat dipengaruhi oleh kelompok sosialnya. Standard kelompok sosial dijadikan dasar konsep remaja mengenai kepribadian "ideal". Namun banyak kegagalan dalam mencapai kepribadian yang ideal, karena:

1. Pola kepribadian yang sudah dibentuk sejak anak-anak sudah mulai stabil, dan cenderung menetap. Perubahan yang terjadi dengan bertambahnya usia, lebih bersifat kuantitatif.

Remaja memperkuat sifat yang diinginkan, dan memperlemah yang tidak diinginkan.

2. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi konsep diri (inti dari pola kepribadian) Sering tidak terkendali.

Beberapa Kondisi yang Mempengaruhi Konsep diri Remaja:

1. Usia Kematangan

· Remaja yang cepat matang, yang diperlakukan seperti orang hampir dewasa, maka akan mempunyai penyesuaian diri yang baik.


· Remaja yang lambat matang, yang diperlakukan seperti anak-anak, maka akan mempunyai penyesuaian diri yang kurang baik.

2. Penampilan Diri

· Penampilan diri menarik, akan mendapatkan penilaian yang baik juga dari lingkungan, sehingga membentuk konsep diri yang bagus dan menambah dukungan sosial.

· Penampilan diri berbeda, akan mendapatkan penilaian yang kurang baik dari lingkungan yang mengakibatkon rasa rendah diri.

3. Nama dan Julukan

Remaja akan malu kalau teman sekelompoknya menilai namanya buruk atau mendapatkan julukan yang bernada cemoohan.

4 Kepatutan Seks

Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.

5 Hubungan keluarga

Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang baik dengan salah satu anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Kalau mempunyai jenis kelamin yang sama, remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis kelaminnya.

6. Teman Sebaya

· Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan kelompok tentang dirinya.

· Mengembangkon ciri kepribadian yang diakui kelompoknya.

7. Kreativitas

· Remaja yang semasa anak-anak didorong agar kreatif, akan mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh baik pada konsep dirinya.

· Remaja yang masa anak-anak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.

8. Cita-cita

· Cita-cita realistis, remaja berhasil, akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasaan sehingga terciptalah konsep diri yang baik.

· Cita-cita tidak realistis, remaja mendapatkon kegagalan, membuat remaja merasa tidak mampu dan selalu menyalahkan sebab kegagalan (diri dan lingkungan).

Usaha Memperbaiki Kepribadian:

1. Menentukan ideal yang realistik yang mungkin tercapai

2. Dapat menilai kelebihan-dan kekurangan diri

3. Harus mempunyai konsep diri yang stabil

4. Harus merasa puas dengan hol-hal yang telah dicapai dan memperbaiki kekurangan.

Minat Pada Remaja

MINAT PADA REMAJA

Minat Remaja

Minat laki-laki berbeda dengan minat perempuan, karena anak perempuan diharapkan berperilaku feminin dan laki-laki diharapkan maskulin.

Pada minat ini telah terjadi perubahan dari minat anak-anak menjadi minat yang lebih matang, sebagai akibat dari:

1. Tanggung jawab yang lebih besar yang harus dipikul oleh remaja yang lebih tua dan berkurangnya waktu yang dapat digunakan sesuka hati. Oleh karena itu mereka harus membatasi diri terhadap minat yang selama ini sering mereka lakukan yaitu minat rekreasi.

2. Minat yang selama ini mereka anggap penting seperti minat terhadap pakaian dan penampilan, sekarang minat itu menjadi berkurang dan beralih ke minat karier.

3. Pengalaman membuat remaja lebih bisa menilai minatnya secara lebih kritis dan melihat mana yang lebih penting. Sehingga remaja bisa menfokuskan minatnya tersebut.

Beberapa Minat Remaja:

1. Minat Rekreasi

Remaja cenderung menghentikan aktivitas rekreasi yang menuntut banyak pengorbanan tenaga. Banyaknya rekreasi yang diikuti remaja juga sangat dipengaruhi oleh derajat kepopuleran. Karena banyak jenis rekreasi yang memerlukan partisipasi kelompok sebaya, maka remaja yang mempunyai sedikit teman terpaksa memusatkan perhatian pada bentuk rekreasi yang bisa dilakukan sendiri, seperti:

· Olah Raga

Bersifat pasif, yang banyak digemari yaitu permainan kartu.

· Membaca

Remaja cenderung menyukai majalah daripada buku-buku. Lama kelamaan, yang menjadi populer adalah Surat kabar.

· Menonton Film, Televisi

Menonton TV tidak begitu menarik karena berbagai alasan. Pertama karena remaja sangat kritis terhadap berbagai macam acara yang ditayangkan, dan alasan kedua karena remaja tidak bisa membaca atau belajar karena adanya TV tersebut. Remaja lebih suka menonton ke bioskop sebagai ajang kencan mereka. Yang perempuan lebih menyukai film romantis dan yang laki-laki lebih menyukai film-film yang bersifat petualangan.

· Mendengarkan Radio

Remaja lebih gemar mendengarkan musik sambil membaca atau belajar, terutama mendengarkan siaran radio yang, memutar lagu-lagu populer.

· Bepergian, bersantai

Remaja suka bersantai sambil berbincang-bincang dengan teman-temannya. Kalau mereka lagi libur sekolah, remaja suka bepergian ke luar kota yang jauh dari rumah mereka, terutama bagi remaja yang ekonominya golongan menengah ke atas.

· Hobi

Sebagian remaja juga suka melakukan hobi mereka seorang diri yang tidak melibatkan banyak orang. Seperti memperbaiki alat elektronik yang rusak, menulis cerita atau puisi-puisi, dll.

· Melamun

Melamun merupakan bentuk rekreasi yang sangat banyak dilakukan oleh remaja apalagi pada waktu tidak banyak kegiatan dan bersantai. Mereka melamunkan sebagai orang yang dielukan dalam kelompoknya.

2. Minat Sosial

Minat sosial adalah bagaimana seorang remaja peduli kepada lingkungan sosial, yang semuanya tergantung kepada:

· Kesempatan untuk mengembangkan minat

· Tingkat kepopulerannya.

Remaja yang status sosialnya rendah, punya kesempatan yang sedikit untuk mengembangkan minatnya, seperti:

ü Pesta

Anak perempuan lebih menyukai pesta daripada laki-laki.

ü Ngobrol

Remaja memperoleh rasa aman bila berada diantara teman-teman dan membicarakan hal yang menarik, dan merupakan kesempatan untuk mengeluarkan isi hati dan mereka beranggapan memperoleh pandangan baru terhadap masalah yang dihadapi.

ü Peristiwa dunia

Melalui pelajaran dan media massa, remaja mengembangkan minat terhadap pemerintahan, politik dan peristiwa dunia. Minat ini diungkapkan melalui bacaan, pembicaraan dengan teman-teman, guru dan orang tua.


ü Kritik-Pembaharuan

Remaja putri lebih kritis dan berusaha memperbaiki orang tua, teman­teman, sekolah dan masyarakat. Biasanya kritikannya bersifat merusak.

3. Minat Pribadi

Minat yang terkuat, karena dukungan sosial sangat besor dipengaruhi oleh penampilan diri dan kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan yang dimilikinya "simbol status".

· Minat pada Penampilan

Mencakup perhiason pribadi, kerapihan, daya tarik, bentuk tubuh.

· Minat pada pakaian

Karena penyesuaian pribadi dan sosial dipengaruhi sikap teman-teman sebaya terhadap pakaian, maka remaja menyesuaikan diri dengan apa yang diharapkan oleh kelompok dalam hal berpakaian. Remaja putri menyadari bahwa penampilan merupakan modal untuk mencari kerja.

· Minat pada prestasi

Prestasi yang baik membuat kepuasan tersendiri pada pribadi dan menimbulkan kepopuleran, baik itu dari bidang pendidikan, olah raga, dan kegiatan sosial.

· Minat pada kemandirian

Berawal pada masa remaja awal, ini banyak menimbulkan perselisihan dengan orang tua, terutama anak perempuan, karena anak perempuan lebih diminta untuk patuh sehingga terjadi pemberontakan terhadap pengekangan di rumah.

· Minat pada uang

Beranggapan bahwa uang adalah kunci kebebason. Bisanya remaja berusaha medapatkan uang sebanyak mungkin, tanpa peduli jenis pekerjaan yang dilakukan.

4. Minat Pada Pendidikan

Remaja suka mengeluh tentang sekolah, larangan-larangan, pekerjaan rumah, dll. Remaja bersikap kritis terhadap guru dan cara guru mengajar. Ini sudah merupokan "mode" bagi remaja.

Remaja yang ingin jadi populer harus menghindari kesan bahwa ia "pandai". Tapi sebagian besar remaja muda dapat menyesuaikan diri dengan baik di sekolah. Minat terhadap pendidikan berhubungan dengan minat dan pekerjaan. Remaja lebih menaruh minat pada pekerjaan-pekerjaan yang nantinya berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.

Ada 3 macam remaja yang tidak berminat pada pendidikan dan biasanya membenci sekolah:

· Remaja yang orang tuanya memiliki cita-cita tinggi tidak realistik terhadap prestasi akademik, atletik, yang terus menerus mendesak untuk mencapai apa yang dia inginkan.

· Remaja yang tidak diterima oleh teman-teman sekelas.

· Remaja yang matang lebih awal yang merasa fisiknya lebih besar dibanding teman sekelasnya dan karena penampilannya lebih tua dari usia sesungguhnya, seringkali diharapkan berprestasi lebih baik di atas kemampuannyo.

5. Minat pada Pekerjaan

Anak SMA mulai memikirkan masa depan. Anak laki-laki lebih bersungguh-sungguh dari perempuan karena perempuan menganggap pekerjaan adalah pengisi waktu sebelum menikah.

Banyak anak laki-laki dari status sosial ekonomi rendah, berharap mencapai status yang lebih tinggi melalui pekerjaan. Perempuan dalam memilih pekerjaan, menekankan unsur melayani orang lain, seperti mengajar dan merawat.

Pada akhir masa remaja, minat pada karier sering menjadi sumber pikiran. Seperti diterangkan Thomas, pada saat tersebut remaja belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dan pekerjaan yang dicita-citakan.

Selama masa kanak-kanak dan awal masa remaja, banyak anak laki-laki dan perempuan menilai berbagai macam jenis pekerjaan seperti hukum dan kedokteran, sesuai dengan stereotipe yang disajikan media massa. Menjelong dewasa, remaja mulai menilai pekerjaan tersebut menurut kemampuan, waktu dan biaya yang diperlukan untuk mengikuti latihan yang diperlukan dalam suatu pekerjaan.

6. Minat pada Agama

Minat pada agama antara lain tampak dengan membahas masalah agama mengikuti pelajaran agama di sekolah dan perguruan tinggi dan mengikuti berbagai macam upacara agama.

Sekarang kita mengkhawatirkan minat terhadap agama yang terjadi pada masa remaja ini. Hal ini terilhat dari kurangnya kecintaan remaja terhadap mesjid, mengaji, dll.

7. Minat pada Simbol Status

Selama masa remaja simbol status mempunyai empat fungsi:

· Menunjukkan pada orang lain bahwa remaja mempunyai status sosial ekonomi yang lebih tinggi daripada teman-teman lain dalam kelompok.

· Bahwa remaja mencapai prestasi yang tinggi

· Bahwa remaja bergabung dengan kelompok dan merupakan anggota yang diterima kelompok karena penampilan atau perbuatan yang sama dengan penampilan dan perbuatan anggota kelompok lain

· Remaja mempunyai status hampir dewasa dalam masyarakat.

Kalau misalnya remaja memiliki mobil sendiri, keluarga yang memiliki rumah yang besar lingkungan yang elite, membelanjakan uang tanpa harus bekerja, hal ini dapat menyatakan status sosial ekonomi yang tinggi.

Anak laki-laki yang tergabung dalam tim sekolah, dalam olahraga yang bergengsi, maka mereka menyatakan dirinya termasuk orang yang penting dalam kelompok sekolah.

Karena berkembang atau hampir menjadi dewasa mempunyai arti yang besar bagi semua remaja, mereka cenderung melibatkan diri dalam "kenikmaton tabu" seperti seks bebas, merokok, minum-minuman keras, obat-obaton.