PERILAKU SEKS DAN PERAN SEKS
Untuk menguasai tugas perkembangan yang penting dalam pembentukan hubunganhubungan baru dan yang lebih matang dengan Lawan jenis, dan dalam memainkan peran yang tepat dengan seksnya, kawula muda harus memperoleh konsep yang dimiliki ketika masih anak-anak.
Tugas perkembangan pertama yang berhubungan dengan seks yang harus dikuasai adalah pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan Lawan jenis. Ketika remaja secara seksual sudah matang, laki-laki maupun perempuan mulai mengembangkan sikap yang baru pada lawan jenisnya, dan juga mengembangkan minat pada berbagai kegiatan yang melibatkan laki-laki dan perempuan.
Alasan mengapa remaja mau berkencan:
1. Hiburan
Kencan yang maksudnya untuk hiburan adalah berkencan yang hanya menginginkan pasangannya mempunyai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh teman sebayanya, seperti mempunyai mobil, uang, dll.
2. Sosialisasi
Pasangan harus mau mengikuti kegiatan sosial dan mempunyai keterampilan sosial, waktu, uang, dan kemandirian yang diperlukan untuk berpartisipasi.
3. Status
Berkencan merupakan status dalam kelompok sebaya. Semakin populer pasangan kencan di dalam kelompoknya, maka akan lebih menguntungkan bagi remaja.
4. Masa Pacaran
5. Pemilihan Teman Hidup
Yang ditekankan adalah penyesuaian minat, temperamen dan cara-cara mengungkapkan kasih sayang.
Perubahan perilaku seksual tampak menonjol, namun perubahan sikap seksual lebih menonjol lagi. Ada 4 sikap terhadap perilaku seksual:
1. Perilaku seksual tidak boleh dilakukan
2. Pada masa dulu laki-laki tidak mau menghargai perempuan yang telah melakukan hubungan seksual pranikah. Tapi pada zaman sekarang, laki-laki tidak lagi mementingkan keperawanan.
3. Hubungan seks sebelum menikah dianggap “benar" apabila terlibat saling mencintai dan saling terikat. Senggama yang disertai kasih sayang lebih diterima daripada bercumbu sekedar melepas hawa nafsu.
4. Remaja menganggap bahwa ungkapan cinta, apapun bentuknya adalah baik sejauh kedua pasangan remaja saling tertarik.
Perilaku Seksual :
Segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan Lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk tingkah lakunya bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam hayalan atau diri sendiri.
Dampak dari perilaku seksual:
· Perasaan bersalah, depresi, marah
· Akibat psikososial: ketegangan mental, kebingungan akan peran sosial yang tiba tiba berubah jika hamil, terjadi cemoohan, penolakan masyarakat.
· Berkembangnya penyakit kelamin, seperti Gonorhoea (kencing nonah)
Mengapa sangat banyak orang melakukan seks pranikah ini?
1. Faktor Agama, Yaitu merosotnya kepercayaan pada agama. Ada penelitian yang mengatakan bahwa faktor agama ini juga tidak mempengaruhi remaja melakukan seks pranikah.
2. Keluarga Berencana
Diberlakukannya program KB di suatu daerah, khususnya dengan beredarnya alat-alat kontrasepsi, akan merangsang remaja untuk melakukan hubungan seksual.
Secara lebih rinci, faktor penyebab perilaku seksual pranikah adalah:
1. Meningkatnya lidido seksualitas
Seorang remaja menghadapi tugas perkembangan sehubungan dengan perubahan fisik dan peran sosial yang sedang terjadi pada dirinya. Tugas perkembangan itu antara lain menerima kondisi fisiknya, menerima peranan seksual masing-masing dan mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
Menurut Freud, energi seksual ini berkaitan erat dengan kematangan fisik. Sedangkan menurut Anna Freud, fokus utama dari energi seksual adalah perasaan di sekitar alat kelamin, objek seksual dan tujuan seksual.
2. Penundaan Usia Perkawinan
Di daerah pedesaan, remaja yang masih berusia di bawah umur sudah menikah. Biasanya hanya ditandai dengan telah haid, bahkan tidak karena alasan itu saja, bisa saja karena masalah hutang piutang, gagal panen, dll.
Berbeda dengan remaja putri yang tinggal di kota. Mereka lebih memikirkan sekolah atau pendidikan, apalagi ditambah dengan program KB. Hal ini akan menghambat keinginan remaja untuk menikah sehingga mereka melakukan seks pranikah ini.
3.Tabu Atau Larangan
Tidak maunya guru atau orang tua menjelaskan tentang seks pranikah ini. Apalagi kalau ada pertanyaan dari anak mengenai seks ini, maka kebanyakan orang tua dan guru tidak mau menjawab secara jujur, bahkan jawaban dari orang tua cenderung bohong.
Ditinjau dari Psikoanalisa, dorongan seksual ini ada dalam "id". Dorongan naluri seksual ini bertentangan dengan moral yang terletak di "super ego", sehingga harus ditekan, tidak boleh dimunculkan pada orang lain dalam bentuk tingkah laku terbuka. Karena itu remaja tidak mau mengakui aktivitas seksualnya dan sulit untuk diajak berdiskusi, sehinggo tabu ini mempersulit komunikasi.
4. Kurangnya informasi tentang seks
Karena mentabukan untuk menceritakan tentang seks, membuat remaja menjadi tidak mengerti dengan seks itu sendiri, tapi juga tidak membuat remaja itu tidak melakukan seks pranikah. Berdasarkan penelitian, remaja yang mempunyai pacar, biasanya hanya butuh waktu 6 bulan untuk mengenal pasangannya secara intim, setelah itu mereka sudah berani untuk melakukan seks pranikah.
5. Pergaulan yang makin bebas
Bebasnya pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tidak saja untuk pasangan yang berpacaran, tapi jugaa remaja putri dan laki-laki yang hanya berteman saja sudah berani melakukan pegangan tangan, dll.
Nilai Seksual Pada Pria dan Wanita
1. Laki-laki lebih cenderung daripada wanita untuk menyatakan bahwo mereka sudah berhubungan seks dan sudah aktif berperilaku seksual
2. Remaja putri menghubungkan seks dengan cinta. Alasan mereka untuk berhubungan seks adalah cinta.
3. Sebagian besar dari hubungan seks remaja diawali dengan agresivitas pada remaja pria dan selanjutnya remaja putrilah yang menentukan sampai botas mana agresivitas pria itu dapat dipenuhi.
4. Remaja pria cenderung menekan dan memaksa remaja putri untuk berhubungan seks, tapi ia tidak merasa memaksa.
Jenis Gangguan Seksual Pada Umumnya:
1. Gangguan Identitas jenis
Merupakan ketidaksesuaian antara alat kelamin dengan identitas jenis yang terdapat pada diri seseorang.
Identitas jenis yang menyimpang ini dinyatakan dalam perbuatan (cara berpakaian, anak laki-laki suka main boneka, anak perempuan suka main sepak bola, ucapan, maupun objek seksualnya:
· Transeksualisme
Minat seksualnya biasanya pada yang sejenis kelamin (homoseksual), ada juga yang melaporkan pernah melakukan heteroseksual bahkan ada yang mengatakan dirinya aseksual (tidak berminat pada seks)
· Ganqquan Identitas Jenis Masa Kanak-Kanak
· Ganqguan Identitas Jenis tidak Khas
Ada perasaan tertentu yang menolak struktur anatomi sendiri, seperti tidak punya penis atau jijik pada penisnya sendiri.
2. Parafilia (Deviasi Seksual)
Ciri utamanya adalah diperlukannya suatu hayalan atau perbuatan seksual yang tidak lazim untuk mendapatkan gairah seksual:
· Zoofilia
Fantasi mengadakan hubungan seksual dengan binatang.
· Pedofilia
Perbuatan/fantasi melakukan aktivitas dengan anak prapubertas
· Transvestisme
Pemakaian pakaian wanita oleh laki-laki heteroseksual untuk mendapatkan kegairahan seksual
· Eksibisionisme
Mempertunjukkan alat kelamin secara tak terduga kepada orang yang tidak dikenal dengan tujuan untuk mendapatkan kegairahan seksual tanpa upaya lanjut untuk mengadakan aktivitas seksual dengan orang yang tidak dikenalnya itu
· Fetishisme
Penggunaan benda yang lebih disukai, seperti vibrator
· Voyeurisme
Mengintip orang telanjang, membuka pakaian atau melakukan aktivitas seksual tanpa sepengetahuannya dan tidak ada upaya lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang diintip
· Mesokisme Seksual
Mendapatkan kegairahan seksual melalui cara dihina, dipukul atau penderitoan lainnya
· Sadisme
Mencapai kepuasan seksual dengan cara menimbulkan psikologik atau fisik bisa berakibat cedera ringan sampai kemation
· Parafilia tidak khas pencapaian kepuasan melalui cara tidak lazim seperti dengan tinju, koprofilia : menggosok, froteurisme : kotoran, misofilia : mayat, nekrofilia : air seni, urofilia : bicara kotor di telefon , skatolagia telpon.
3. Disfungsi Psikoseksual
Ganqquan utama dari disfungsi psikoseksual adalah terdapat hambatan pada selera (minat) seksual.
· Hambatan selera seksual
Sukar atau tidak bisa timbul minat seksual sama sekali secara menetap dan meresap.
· Hambatan Gairah seksual
Pada laki-laki, gagal sebagian atau seluruhnya untuk mencapai atau mempertahankan ereksi sampai akhir aktivitas seksual (impotensia) Pada Perempuan, gagal sebagian atau seluruhnya untuk mencapai atau mempertahankan pelumasan dan pembengkakan vagina sehingga akhir dari aktivitas seksual (frigiditas)
· Hambatan Orgasme Wanita
· Hambatan Orgasme Pria
· Ejakulasi Prematur
Secara berulang-ulang dan menetap terjadi ejakulasi sebelum dikehendaki karena tidak adanya pengendalian yang wajor terhadap ejakulasi selama aktivitas seksual.
· Dispareunia Fungsional
Rasa nyeri yang berulang dan menetap pada alat kelamin sewaktu senggama, baik pria moupun wanita.
· Vaginisme Fungsional
Ketegangan otot vagina yang tidak terkendali sehingga menghalangi senggama.
· Disfungsi Psikoseksual Tidak Khas
Disfungsi psikoseksual lain yang tidak tergolong di atas, misalnya anestesia (mati rasa) pada alat kelamin walaupun terjadai kegairahan seksual dan orgasme.
4. Gangguan Psikoseksual lainnya
Homoseksual ini tidak diketahui mengapa bisa terjadi. Ada sebagian orang menerima keadaan dirinya dan hidup dengan senang, ada sebagian lain yang tidak bisa menerima keadaan dirinya atau merasa dirinya tidak sesuai dengan norma-norma dalam mosyarakat, sehingga mereka menjadi konflik. Konflik batin antara kecendrungan untuk menekan dorongan seksual dan keinginan untuk menyalurkannya dengan resiko ditolak masyarakat, bukan disebabkan oleh homoseksualitas itu tapi oleh sikap negatif masyarakat yang tidak semetinya. Sehingga yang harus diubah adalah sikap masyarakat melalui penerangan dan pendidikan.